Festival Bedhayan kembali hadir untuk kelima kalinya dalam gelaran bertajuk Panca Utsava Bedhayan, sebuah perayaan budaya yang memuliakan seni tari klasik Jawa, Bedhayan. Bertempat di Gedung Kesenian Jakarta, festival tahunan berskala nasional ini diselenggarakan oleh Laskar Indonesia Pusaka, Jaya Suprana School of Performing Arts, dan Yayasan Swargaloka, sebagai bentuk nyata pelestarian mahakarya budaya Nusantara.
Selama lima tahun terakhir, Festival Bedhayan telah menjadi wadah inspiratif bagi seniman, budayawan, akademisi, hingga generasi muda dalam menggali nilai-nilai filosofis, simbolis, dan spiritual dari tari Bedhayan. Tahun ini, festival mengusung semangat refleksi dan kolaborasi, menjadikan panggung budaya sebagai ruang bertemunya berbagai generasi dalam merawat warisan luhur bangsa.
“Festival ini bukan sekadar pementasan tari, namun juga penghormatan terhadap identitas budaya kita yang luhur,” ungkap K.R.Ay. Aylawati Sarwono, Ketua Umum Festival Bedhayan 2025.
Festival Bedhayan 2025 menghadirkan:
Lokakarya “Bedhayan Hagoromo” sebelum hari H yang berlangsung pada 5 Agustus 2025. Lokakarya yang dibawakan oleh Didik Nini Thowok sebagai pembicara dan Maria Darmaningsih sebagai pemandu acara turut melibatkan perwakilan dari masing-masing grup tari.
Penampilan komunitas dan sanggar seni dalam dua kategori: Pelestarian (tari Bedhayan tradisional) dan Pengembangan (tari Bedhayan ciptaan baru). Komunitas dan sanggar yang berpartisipasi di antaranya:
- Jaya Suprana School of Performing Arts membawakan “Bedhayan Tembang Alit”
- Selaras Cipta Purusatama membawakan“Bedhayan Matirta Suci”
- Arkamaya Sukma I membawakan “Bedhaya Sukoharjo”
- Komunitas Kebaya Menari membawakan“Bedhayan Kusuma Aji”
- The Ary Suta Center Dance Academy membawakan “Bedhayan Kertabumi”
- Cipta Art Production membawakan“Bedhaya Sekar Manunggal”
- Arkamaya Sukma II membawakan“Bedhaya Kirana Ratih”
- Sekar Puri membawakan “Bedhaya Sonyaruri”
- Purwakanthi PURWAKANTHI membawakan“Bedhaya Si Kaduk Manis”
- Nur Sekar Kinanti membawakan“Bedhayan Abdi Sekartadji”
- Mitra Tari Hadiprana membawakan“Bedhaya Mijil”
- Museum Gubug Wayang membawakan“Bedhaya Majakirana”
- Sandhya Paramarta membawakan“Bedhayan Sapta Manggala”
- Wulangreh Omah Budaya membawakan “Bedhayan Merah Putih”
Pengamatan oleh pakar dan maestro tari tradisional, seperti: Theodora Retno Maruti, GKR Wandansari Koes Moertiyah, KP. Sulistyo S. Tirtokusumo, Wahyu Santoso Prabowo, Didik Nini Thowok.
Mendukung gerakan UMKM dengan menggelar Pasar UMKM yang melibatkan produk lokal, di antaranya lini makanan/minuman: Michael Kitchen, Kenros Rasa, Pawon Omah Wulangreh, NICHI Coffee, Ngramu, Waroeng Deva, lini wastra dan aksesoris: Batik Saraswati, Klambine Bu Broto, Batik Anita Ayu, Kenros Wastra, Batik Nitik Wundri, Kamil Batik Antique, Cinta Batik Indonesia, TeaTea Batik, Lura, La Vida HOME Indonesia, Manjusha Nusantara, serta Mycaflorist.
Festival ini diharapkan mampu melestarikan seni tari Bedhayan sebagai warisan budaya takbenda Indonesia, meningkatkan apresiasi masyarakat dan edukasi budaya bagi generasi muda, serta mendorong pariwisata budaya dalam memperkuat posisi seni tradisional Indonesia di mata dunia.
Kegiatan ini dapat berjalan berkat dukungan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta, Bank Central Asia (BCA), Bakti Budaya Djarum Foundation, Sinar Mas, PT Hutama Karya (Persero), Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI), PT Kutus Kutus Herbal, Sekar Ayu Jiwanta Foundation, Myclaflorist, dan Gedung Kesenian Jakarta.